ANALOGI HORMON REPRODUKSI PADA MANUSIA
01:35

1. Hipofisis
  • Terletak pada dasar otak besar.
  • menghasilkan bermacam-macam hormon yang mengatur kegiatan kelenjar lainnya.
  • Oleh karena itu kelenjar hipofisis disebut master gland.
  • Kelenjar hipofisis dibagi menjadi tiga bagian, yaitu bagian anterior, bagian tengah, dan bagian posterior.
2. Tiroid 
  • Kelenjar ini terdapat di bawah jakun di depan trakea.
  • Kelenjar tiroid menghasilkan hormon tiroksin
  • Hormon tiroksin berfungsi untuk mempengaruhi metabolisme sel tubuh dan pengaturan suhu tubuh.
3. Paratiroid 
  • Paratiroid menempel pada kelenjar tiroid.
  • Kelenjar ini menghasilkan parathormon.
  • Parathormon berfungsi mengatur kandungan fosfor dan kalsium dalam darah.
4. Kelenjar Adrenalin (anak ginjal)
  • Kelenjar ini berbentuk bola, menempel pada bagian atas ginjal.
  • Pada setiap ginjal terdapat satu kelenjar suprarenal dan dibagi atas dua bagian, yaitu bagian luar (korteks) dan bagian tengah (medula).
  • Menghasilkan hormon Adrenalin.
5. Pankreas 
  • Menghasilkan hormon insulin.
  • Hormon insulin berfungsi mengatur konsentrasi glukosa dalam darah.
  • Kelebihan glukosa akan dibawa ke sel hati dan selanjutnya akan dirombak menjadi glikogen untuk disimpan.
  • Kekurangan hormon ini akan menyebabkan penyakit diabetes.
6. Ovarium 
Ovarium menghasilkan hormon :
  • Estrogen; berfungsi menimbulkan dan mempertahankan tanda-tanda kelamin sekunder pada wanita.
  • Progesteron; berfungsi menyiapkan dinding uterus agar dapat menerima telur yang sudah dibuahi.
7. Testis
  • Testis berfungsi sebagai kelenjar endokrin yang menghasilkan hormon androgen, yaitu testosteron.
  • Testosteron berfungsi menimbulkan dan memelihara kelangsungan tanda-tanda kelamin sekunder. Misalnya suaranya membesar, mempunyai kumis, dan jakun.




PEMBELAJARAN SISTEM HORMON MANUSIA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL ANALOGI SKETSA METAFORIK DAN MNEMONICS PADA ANIMASI KOMIK BIOLOGI
  • Model Analogi → analogi merupakan suatu bentuk penafsiran dari suatu konsep yang cukup rumit menjadi konsep yang lebih mudah untuk dipahami.
  • Sketsa Metaforik → Siswa diminta untuk membuat sketsa atau gambar yang memperlihatkan konsep biologi dengan istilah – istilah yang ada dalam kehidupan sehari – hari. Contoh : rangka layang – layang dianalogikan sebagai rangka tubuh manusia.
  • Mnemonics → Suatu kata/kalimat yang tersusun dari huruf atau suku kata pertama dari istilah-istilah yang ingin diingat. Contoh : MeJiKuHiBiNiU mewakili urutan warna pelangi berdasarkan panjang gelombang yaitu, Merah, Jingga, Kuning, Hijau, Nila, dan Ungu.
                                                                                                                        created by : opie_cute

 SEDIKIT WAKTU TIDUR BIKIN GEMUK


Artikel ini dikutip dari :

Nah, buat kamu-kamu yang gemuk, dan suka begadang, cobalah untuk tidur lebih cepat pada malam hari. Kenapa sih harus tidur lebih cepet? Soalnya menurut penelitian waktu tidur, tubuh kita justru membakar sejumlah kalori. Jadi ya semakin lama Anda tidur lebih banyak lagi kalori yang dibakar. Karenanya, Anda dianjurkan memiliki pola tidur yang baik di malam hari. Paling tidak cara ini bisa membuat Anda tidak cepat gemuk.

Studi yang dilakukan para ilmuwan dari The Columbia University menemukan: Mereka yang tidur selama 4 jam atau kurang di malam hari, 73 persen berpeluang jadi gemuk. Yang tidur 5 jam sehari, peluangnya 50 persen menderita kegemukan. Sementara yang tidur 6 jam sehari, peluangnya lebih kecil yakni 23%.

Melihat hasil tadi, mereka yang tidur kurang dari empat jam sehari adalah golongan yang paling berisiko menderita obesitas Mengapa ya?

Tim peneliti dari the Mailman School of Public Health and the Obesity Research Center di Columbia mengamati perilaku 18.000 orang, berusia 32 sampai 59, yang berpartisipasi dalam survei the National Health and Nutrition Examination periode 1980-an.

Hasilnya,

Jika tidak tidur di malam hari, kita biasanya lebih suka nongkrong di depan televisi atau komputer. Selanjutnya bisa ditebak, sambil nonton atau memelototi komputer kita cenderung mengonsumsi makanan lebih banyak atawa ngemil.

"Jika seseorang terjaga dalam waktu lama, mereka cenderung makan banyak," kata Dr Stephen Heymsfield yang terlibat dalam penelitian ini.

Tak hanya itu, penelitian menunjukkan pula, kurang tidur berhubungan dengan berkurangnya kadar hormon leptin. Hormon yang mengatur nafsu makan, berat badan, dan melaporkan pada otak berapa banyak cadangan makanan yang tersedia dalam tubuh.

Selain hormon leptin, kadar hormon grehlin yang fungsinya merangsang nafsu makan, ditemukan meningkat pada orang-orang yang kurang tidur.

Hasil penelitian ini diamini Dr. David Haslam dari National Obesity Forum. Dikatakannya, selain faktor depresi, aktivitas fisik, konsumsi alkohol, tingkat pendidikan, umur dan jenis kelamin, kurang tidur jelas ikut memicu terjadinya kegemukan.

Ia yakin kuncinya adalah: kalau tidak tidur, kita lebih suka berada di depan komputer atau televisi, kemudian makan. Selain itu, stres yang merupakan pengaruh dari pola tidur, diketahui mempengaruhi pula kadar hormon dalam tubuh.

0 komentar

TAHU TEMPE KUAH SUSU KEDELAI
00:54


Sayur Tahu Tempe dengan kuah santan mungkin sudah biasa bagi kita. Namun bagaimana bila kuahnya kedelai, tentu akan didapatkan citarasa yang lain. Penggantian santan dengan susu kedelai selain bertujuan menambah nilai gizi juga mengurangi lemak yang biasa terdapat pada santan. Berikut adalah resep sayur tahu tempe dengan kuah susu kedelai untuk 3 porsi.

Bahan Tahu Tempe Susu Kedelai :
Tahu, 2 buah, potong dadu
Tempe, 1 bungkus, potong segitiga
Cabai merah, 3 buah, belah 2 bagian
Cabai hijau, 3 buah, belah 2 bagian
Susu kedelai, 500 ml
Daun salam, 1 lembar
Lengkuas, 1 cm, memarkan
Minyak goreng, 750 ml

Bumbu halus :
Bawang putih, 2 siung
Bawang merah, 5 butir
Kemiri, 2 butir
Kunyit, 1 cm, bakar
Garam, secukupnya
Gula pasir, 1 sendok teh

Cara membuat Tahu Tempe Susu Kedelai :
Panaskan minyak, goreng tahu dan tempe bergantian hingga setengah matang. Angkat dan tiriskan.
Panaskan minyak, tumis bumbu halus, daun salam dan lengkuas hingga harum.
Masukkan tahu, tempe, cabai merah dan cabai hijau, aduk rata.
Tuang susu kedelai, masak di atas api sedang sambil diaduk hingga mendidih dan bumbu meresap. Angkat dan sajikan.
0 komentar

TIWUL LEZATTT !
00:47


Makanan pokok pengganti nasi yang berbahan dasar ketela pohon atau singkong ini mempunyai cita rasa gaplek yang sangat khas dan unik. Banyak dikonsumsi masyarakat gunung kidul (Pacitan, Wonogiri, Gunung Kidul ). Sebagai makanan pokok, kandungan kalorinya masih dibawah beras namun cukup memenuhi sebagai bahan makanan pengganti beras.

Bahan Tiwul :
300 gr tepung gaplek atau tepung tapioka (tepung cassava)
70 ml air
2 lbr daun pandan
100 gr gula merah, sisir

Taburan :
1/4 btr kelapa muda parut panjang
1 lbr daun pandan
1/4 sdt garam

Cara membuat Tiwul :
Taruh tepung gaplek di atas tampah, perciki dengan air sambil diaduk-aduk hingga adonan berbutir seperti pasir, sisihkan.
Masukkan adonan ke dalam dandang yang telah dipanaskan dan dialasi daun pisang, taruh gula merah sisir secara acak, kukus hingga 60 menit, angkat.
Kukus pula kelapa parut dengan daun pandan dan garam selama 15 menit, angkat.
Sajikan tiwul bersama kelapa parut.
0 komentar

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN INFARK MIOKARD AKUT
07:16

A.    Pengertian  
Infark Miokard Akut (IMA) adalah nekrosis miokard akibat aliran darah ke otot jantung terganggu ( S. Harun.1996 ).

Infark Miokard Akut (IMA) mengacu pada proses rusaknya jantung akibat suplai darah yang tidak adekuat sehingga aliran darah koroner berkurang (Smeltzer & Bare, 2002, p. 720).
Dari pengertian diatas maka dapat disimpulkan bahwa IMA merupakan suatu keadaan dimana terjadi kerusakan atau kematian otot jantung yang disebabkan oleh karena berkurangnya atau terhambatnya aliran darah koroner secara tiba-tiba atau secara mendadak kebutuhan oksigen meningkat tanpa disertai perfusi arteri koroner yang cukup.
B.     Patogenesis
Umumnya Infark Miokard Akut (IMA) didasari oleh adanya aterosklerosis pembuluh darah koroner (Harun, 1996, p. 1098). Aterosklerosis dimulai ketika kolesterol berlemak tertimbun di intima arteri besar, timbunan ini akan mengganggu absorbs nutrient oleh sel-sel endotel yang menyusun lapisan dalam pembuluh darah (Smeltzer & Bare, 2001, p. 721). Endotel pembuluh darah yang terkena akan mengalami nekrotik dan menjadi jaringan parut, selanjutnya lumen menjadi sempit dan cenderung terjadi pembentukan bekuan darah (Smeltzer & Bare, 2001, p. 721). Selanjutnya terjadi thrombus disebabkan karena rupturnya plak yang kemudian diikuti oleh pembentukan thrombus oleh trombosit (Irmalita, 1996, p. 173).
Secara marfologis, IMA dapat terbagi menjadi IMA transmural dan IMA subendokardial (Hudak & Gallo, 1997, p. 384-385).
1.      IMA transmural
Infark transmural mengenai seluruh tebal dinding yang bersangkutan (Price & Wilson, 1995, p. 590). Biasanya disebabkan oleh aterosklerosis koroner yang parah, plak yang mendadak robek, dan thrombosis oklusif yang superimposed (Huddak & Gallo, 1997, p. 384).
2.      IMA subendokardial
Infark subendokardial terbatas pada separuh bagian dalam miokardium (Price & Wilson, 1995, p. 590). Infark miokardium  sering terjadi di dalam otot subendokardial bahkan meskipun bagian epikardial otot jantung tetap tidak mengalami infark dan juga tidak ada penyumbatan yang dapat diperlihatkan ( Guyton, 1990, p. 434).
Berdasarkan tempat oklusinya pada pembuluh darah koroner:
1.      AMI Anterior
2.      AMI Posterior
3.      AMI Inferior
4.      AMI Lateral
5.      AMI Anteroseptal

C.   Penyebabnya:
1. Coronary Arteri disease
2. Coronary Arteri Emboli
3. Kongenital ( anomali arteria coronary )
4. Imbalans Oksigen suplay dan demand miokard
5. Gangguan Hematologi.
D.  Diagnosa IMA. Menurut WHO.( 1997 )
Apabila memenuhi  dua dari tiga kriteria :
1. Adanya riwayat nyeri dada yang khas.yaitu :
    a. Lokasi nyeri dada dibagian dada depan ( bawah sternum ) dengan/tanpa penjalaran , kadang berupa nyeri dagu, leher atau seperti sakit gigi, penderita tidak bisa menunjuk lokasi nyeri dengan satu jari, tetapi ditunjukan dengan telapak tasngan.
    b. Kwalitas nyeri, rasa berat seperti ditekan  atau rasa panas seperti terbakar.
    c. Lama nyeri bisa lebih dari 15 detik sampai 30 menit.
    d. Penjalaran bisa kedagu, leher, lengan kiri, punggung dan epigastrium.
    e. Kadang disertai gejala penyerta berupa keringat dingin, mula, berdebar atau sesak.
    f. Sering didapatkan faktor pencetus berupa aktiovitas fisik, emosi/stress atau dingin.
    g. Nyeri kadang hilang dengan istirahat atau dengan pemberian nitroglyserin sublingual.

2. Adanya perubahan EKG. Berupa :
    a. Gelombang Q.( significant infark )
    b. Segmen ST ( elevasi )
    c. Gelombang T ( meninggi atau menurun )
       Infark: ST. segmen dan gelombang T dapat kembali normal, perubahan gelombang Q tetap ada ( Q Patologi )
3. Kenaikan Enzim otot Jantung :
a.  CKMB. Merupakan enzim yang spesifik untuk marker kerusakan otot jantung , enzim ini meningkat 6-10 jam setelah nyeri dada dan kembali normal dalam 48-72 jam.
b.Walaupun kurang spesifik Aspartate Amino Transferase  ( AST ) dapat membantu bila penderita datang ke rumah sakit sesudah hari ke 3 dari nyeri dada atau laktat dehydrogenase ( LDH ) akan meningkat sesudah hari ke empat dan menjadi normal sesudah hari ke sepuluh.
c.  Hal yang sedang dikembangkan dan dianggap cukup sensitif dan spesifik adalah pemeriksaan Troponin T., yaitu suatu kompleks protein yang terdapat pada filamen tipis otot jantung. Troponin T. akan terdeteksi dalam darah beberapa jam sampai 14 hari setelah nekrosis miokard.
E. Patofsiolofgi:
a.       Atherosklerosis
b.      Spasme Arteri Coronaria  Ischemia Infark Miokard
c.       Thrombosis



Kontraktilitas  Miocardial       Anaerobic        Pelepasan Gangguan Repolarisasi

Iritabi Glikolisis Enzym  Miokard


 

                   Dysritmia        Produksi          CK.   MB.                   Perubahan EKG.
                   VF. SVT         Asam Laktat               LDH.               ST.Q Wave.
 


                                           ANGINA

Stimulasi/sistem syaraf simpatis                      Penurunan Fungsi Ventrikel Kiri
 


Heart rateDemand O²     Afterload                    Preload            Cardiac Output

 

                                           Vasokontriksi              CVP.              
                                           Perifer                         PCWP             Blood
Pressure
 



                                                                   Stimulus Simpatis       Shock/Mati     

F. Tujuan Managemen Medis :

a.Membatasi ukuran infark.

b.Menurunkan nyeri dan kecemasan.

c.Mencegah aritmia dan komplikasi.
G. Pengobatan :
a. Membatasi ukuran myokard infark:
            -meningkatkan suplay darah dan oksigen ke myokard.
            -menurunkan Oksigen demand Myokard.
b. Penanganan nyeri:
            - Morphin Sulfat:
            - Menurunkan aktivitas SSO ( penurunan konsumsi O² miokard )
-  Mendilatasi vena dan kapiler ( penurunan preload,penurunan afterload)
-  Penurunan konsumsi O² myokard.
- Menurunkan Heart Rate penurunan konsumsi O² myokard.
            - Nitroglyserin ( veno dilatasi perifer dan coroner )
c. Terapi Oksigen
d. Pembatasan Aktivitas Fisik.
e. Terapi antikoagulan ( Heparin menghentikan dan memperlambat pembentukan thrombus )
f. Revaskularisasi ( PTCA. CABG )
g. Rehabilitasi Cardiac( untuk mencapai dan mempertahankan kesehatan yang optimum )


H. Asuhan Keperawatan
a.       Pengkajian :
-          Aktivitas( gejala : kelemahan, kelelahan, tidak dapat tidur, pola hidup menetap, jadwal olah raga tak teratur )
-          ( Tanda ; takhikardia, dispnoe pada istirahat/aktivitas )
-          Sirkulasi ( gejala: Infark Myokard sebelumnya, penyakit arteri koroner, PJK. DM.)
-          Tanda : TD. Dapat normal atau naik turun, perubahan postural dicatat, dari tidur sampai duduk/berrdiri. Nadi: dapat normal, inadekuat, penuh, atau lemah, pengisian kapiler lambat / tidak teratur.
-          Bunyi jantung ekstra S3 / S4, mungkin menunjukan gagal jantung / penurunan kontraktilitas .
-          Murmur: menunjukan bila terjadi gagal katup
-          Irama Jantung teratu/tidak teratur.
-          Edema ( distensi venajugular, edema ferifer, edema umum,
-          Warna : pucat atau sianosis/kulit abu-abu, kuku datar, pada membran mukosadan bibir.
-          Integritas Ego ( Gejala :Klien menyangkal, takut mati, perasaan ajal sudah dekat, marah pada penyakit /perawatan yang tak perlu, kuatir tentang keluarga, kerja dan keuangan )
-          Tanda : menolak, menyangjkal, cemas, kurang kontak mata, gelisah, marah, perilaku menyerang, fokus pada diri sendiri)
-          Eliminasi ( normal atau bunyi usus menurun )
-          Makanan/cairan : ( gejala: mual, kehilangan nafsu  makan, bersendawa, nyeri ulu hati/terbakar)
-          Tanda ( Penurunan turgor kulit, kulit kering/berkeringat, muntah, perubahan berat badan )
-          Higiene: kesulitan melakukan tugas perawatan.
-           Neurosensori : ( gejala : pusing, berdenyut selama tidur atau saat bangun, duduk atau istirahat)
-          Tanda: perubahan mental atau kelemahan.
-          Ketidaknyamanan( Gejala : nyeri dada yang timbulnya mendadak, dapat/tidak berhubungan dengan aktivitas  tidak hilang dengan istirahat atau nitroglyserin , lokasi tipikal pada dada anterior, substernal, perikordia, dapat menyebar ke tangan, rahang, atau wajah. Kualitas : berat,menetap, tertekan. )
-          Tanda : wajah meringis, perubahan postur tubuh, menangis, merintih, meregang, menggeliat, menarik diri, kehilangan kontak mata, respon otomatik : perubahan frekuensi/irama jantung TD. Pernafasan, warna kulit, kelembaban, kesadaran.)
-          Pernafasan ( gejala : dispnoe dengan/tanpa aktivitas ,dispnoe nokturnal , batuk dengan/tanpa produksi sputum. Riwayat merokok, penyakit pernafasan kronis )
-          Tanda ( Peningkatan frekuensi pernafasan, nafas sesak, pucat atau sianosis, bunyi nafas bersih/mengi/krekels, sptum bersih, merh muda kental.)
-          .Interaksi sosial ( gejala : stress karena keluarga,pekerjaan ekonomi , kesulitan koping dengan stressor yang ada ,misal;penyakit, perawatan di rumah sakit )
-          Tanda ( kesulitan istirahat dengan tenang, respon terlalu emosi, marah terus menerus, takut, menarik diri dari keluarga)
I.     Kemungkinan Diagnose Keperawatan yang muncul :
a.       Nyeri akut berhubungan dengan iskemia jaringan sekunder terhadap sumbatan arteri koroner
b.      Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbanmgan antara suplai oksigen miokard dengan kebutuhan.
c.       Ansietas berhubungan dengan ancaman atau perubahan kesehatan.
d.      Resiko tinggi menurunnya curah jantung berhubungan dengan perubahan frekuenasi, irama, konduksilektrikal
e.       Resiko tinggi terhadap kelebihan volume cairan berhubungan dengan penurunan ferfusi organ.
1 komentar

BODY ALIGNMENT
07:00

A.      PRINSIP BODY ALIGNMENT
Body alignment adalah susunan gneometris dari bagian-bagian tubuh yang saling berhubungan antara satu dengan yang lainya. Body alignment yang baik akan membantu berfungsinya organ tubuh secara maksimal dan dapat tersuport dengan baik sebaliknya body alignment yang buruk akan menjauhkan seseorang dari penampilan yang menarik dan berpengaruh terhadap status kesehatan seseorang.
B.      GRAVITY (Keseimbangan)
Keseimbangan adalah suatu equilibrium  yang dipertahankan oleh adanya kekuatan yang saling berlawanan dan merupakan prinsip pertama yang harus diperhatikan dalam melakukan mekanika tubuh dengan benar yaitu memandang grafitasi sebagai sumbu dalam pergerakan tubuh. Seseorang dapat mempertahankan keseimbangan selama garis grafitasi (garis khayal vertical yang melalui pusat grafitasi) melalui pusat grafitasi (titik pusat dari seluruh massa tubuh) dan landasan (tempat berpijaknya suatu obyek).
C.      POSTURAL REFLEKSNES DAN OPPOSING MUSCLE GROUP
Merupakan aksi dari otot postural (ekstensor) yang terus menerus menahan seseorang pada posisi tegak melawan grafitasi bumi.
Jenis dari postural reflex :
1.       Labryn sense
Organ sensor yang  terdapat dalam organ telinga bagian dalam
2.       Visual /optic reflek
Sensasi visual membantu seseorang dalam mendapatkan kesadaran mengenai tata ruang dan hubungan antara satu subyek dengan lingkungannya.
3.        Proprioceptor /kinestetik sense
Ini sering disebut sebagai indera keenam .
4.       Ekstensor atau anti grafitasi reflex
Yang termasuk otot-otot ekstensor diantaranya otot-otot pada ekstremitas bawah,otot-otot abdomal,otot-otot adductor pada scapula dan otot-otot kaki bawah.
5.       Plantar reflex
Tekanan melawan telapak kaki oleh permukaan tanah akan menimbulkan reflex kontraksi otot-otot ekstensor dari otot-otot kaki bagian bawah.
D.      PERUBAHAN DALAM POSTUR
Beberapa posisi tubuh dalam aktifitas tertentu bear ataupun salah, jika berlangsung lama akan menyebabkan kerusakan syaraf-syaraf superfasialis, kerusakan pembuluh darah serta kontraktur.
E.       PERUBAHAN INDIVIDUAL DALAM STRUKTUR ANATOMI
Setiap orang mempunyai anatomi yang berbeda , ini akan membawa pengaruh pada postur tubuh seseorang , meskipun hanya sedikit.

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI BODY ALIGNMENT                              
1.       Tumbuh kembang
2.       Kesehatan fisik
3.       Kesehatan mental
4.       Nutrisi
5.       Sikap dan nilai individu
6.       Emosi
F.       STRUKTUR ABNORMAL YANG MEMEPENGARUHI POSISI
G.     KONSEKUENSI POSISI TUBUH YANG KURANG BAIK
H.      PENGKAJIAN BODY ALIGNMENT
A.      PENGKAJIAN KEPERAWATAN
Untuk melakukan pengkajian body alignment lakukan inspeksi terhadap pada pasien pada saat berdiri,duduk maupun berbaring. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam mengkaji antara lain :
1.       Posisi berdiri
Lakukan inspeksi melalui sudut pandang secara : Anterior,Lateral dan posterior. Pasien dalam posisi berdiri dengan kepala tegak dan mata lurus kedepan serta bahu dan pinggul harus lurus dan sejajar, apabila posisi tidak sesuai dengan posisi berdiri yang benar maka dapat diidentifikasikan bahwa ada gangguan pada otot dan tulang pasien.

2.       Posisi duduk
Pada saat keadaan ini normalnya kepala dan dada akan akan memiliki keadaan yang sama pada saat posisi berdiri yaitu kepala pasien harus tegak lurus dengan leher dan verterba kolumna telapak kaki lurus berpijak pada lantai. Pasien yang dalam keadaan abnormal akan mengalami kelemahan otot atau pralis otot serta adanya sensasi (kerusakan saraf)
3.       Posisi berbaring
Letakan pasien pada posisi lateral semua bantal dan penyokong posisi dipindahkan dari tempat tidur, kemudian tubuh ditopang dengan kasur yang cukup dan vertebra harus lurus dengan alas yang ada . apabila dijumpai kelainan pada pasien, maka terdapat penurunan sensasi atau gangguan sirkulasi serta adanya kelemahan.
4.       Cara berjalan
Dikaji untuk mengetahui mobilitas dan kemungkinan resiko cedera akibat dari terjatuh, pasien diminta berjalan sepanjang 10 langkah kemudian perawat memperhatikan hal-hal berikut ini :
a.       Kepala tegak, pandangan lurus kedepan, punggung tegak.
b.      Tumit menyentuh tanah terlebih dahulu sebelum jari-jari kaki.
c.       Langkah lembut, terkoordinasi dan ritmik
d.      Mudah untuk memulai dan mengakhiri berjalan
e.      Jumlah langkah per menit (pace) 70-100 X per menit, kecuali pada orang tua mungkin 40 X per menit.
B.      DIAGNOSA KEPERAWATAN
1.       Nyeri yang berhubungan dengan posisi duduk, berdiri dan berbaring yang salah akibat pemakaian gips pada daerah ekstremitas
2.       Gangguan mobilitas berhubungan dengan drop foot lutut akibat kontraktur
3.       Resiko cedera berhubungan dengan gangguan keseimbangan yang disertai kelemahan otot
C.      PERENCANAAN DAN PELAKSANAAN KEPERAWATAN
1.       Pertahankan posisi tubuh yang tepat dengan pengaturan posisi yang tepat
2.       Perbaiki postur tubuh pada tingkat optimal dengan melatih berdiri, duduk dan berbaring secara optimal.
3.       Kurangi cedera akibat posisi tubuh yang tidak tepat dengan membantu pasien melakukan aktifitas sehari-hari
4.       Kurangi beban otot dengan cara meletakan alat dekat dengan pasien dan bantu pasien pada saat melakukan kegiatan yang bersifat berat.
5.       Cegah komplikasi akibat postur tubuh yang tidak tepat.
D.      EVALUASI KEPERAWATAN
Evaluasi yang diharapkan dari hasil tindakan keperawatanuntuk mengatasi gangguan postur tubuh adalah tidak terjadi perubahan atau kesalahan dalam postur tubuh dan pasien mampu melaksanakan aktifitas dengan mudah serta tidak merasakan kelemahan.
STRUKTUR ABNORMAL YANG MEMPENGARUHI POSTUR TUBUH
A.      SKOLIOSISA
       
adalah suatu keadaan kelainan pada tulang belakang

B.      KHIPOSIS
Adalah suatu keadaan kelainan pada tulang belakang dimana terjadi fleksi yang berlebihan pada tulang lumbal.

C.      LORDoSIS
Adalah kelainan pada tulang belakang dimana hyperekstensi dari tulang lumbal.

TINDAKAN KEPERAWATAN DALAM MEMBANTU PASIEN BERDIRI, DUDUK, MENGATUR POSISI FOWLER, DORSAL RECUMBENT, POSISI PRONASI, LATERAL DAN SIM’S
1.       Pasien berdiri
2.       Duduk
3.       Posisi fowler
Posisi fowler adalah posisi setengah duduk atau duduk, dimana bagian kepala tempat tidur lebih tinggi atau dinaikkan setinggi 15°-45°. Posisi dilakukan untuk mempertahankan kenyamanan dan memfasilitasi fungsi pernafasan pasien.

4.       Posisi dorsal recumbent
Adalah dimana posisi kepala dan bahu pasien sedikit mengalami elevasi diatas bantal, kedua lengan berada di samping sisi tubuh, posisi kaki datar diatas tempat tidur.

5.       Posisi pronasi
Adalah dimana posisi pasien berbaring diatas abnomen dengan kepala menoleh kesalah satu sisi. Kedua lengan fleksi disamping kepala. Posisi ini memiliki beberapa keuntungan diantaranya :
·         Memberikan ekstensi penuh pada persendian pinggul dan lutut.
·         Mencegah terjadinya fleksi kontraktur dari pinggul dan sendi.
·         Membantu drainase dari mulut.

6.       Posisi lateral (side lying)
Yaitu seorang tidur diatas salah satu sisi tubuh, dengan membentuk fleksi pada pinggul dan lutut bagian atas dan meletakkannya lebih depan dari bagian tubuh yang lain. Posisi ini sangat baik untuk istirahat dan tidur serta membantu menghilangkan tekanan-tekanan pada sacrum dan tumit. Bagi pasien yang mengalami kelumpuhan pada salah satu sisi bagian tubuh akan merasa nyaman pada posisi ini dengan berbaring pada sisi yang normal.

7.       Sim (semi pronasi)
Adalah posisi dimana tubuh miring kekiri atau kekanan. Posisi ini dilakukan untuk member kenyamanan dan memberikan obat per anus (supositoria).

BODY MEKANIK
Body mekanik adalah suatu istilah yang digunakan untuk menggambarkan digunakannya tubuh dan bagian-bagianya secara effisien , aman dan terkoordinasi untuk memindahkan suatu obyek dan melakukan pekerjaan sehari-hari. Dalam hal ini difokuskan pada penggunaan body mekanik oleh perawat pada saat mengatur posisi pasien diatas bed , memindahkan pasien diantara bed,kursi roda dan brankat.
KONSEP-KONSEP DALAM MEMINDAH BENDA
1.       Friksi
Kekuatan yang melawan pergerakan suatu obyek pada suatu permukaan
2.       Inertia
Kecendrungan suatu benda untuk tetap diam pada saat diam dan untuk tetap bergerak pada saat ia bergerak.
3.       Fulcrum
Titik ungkit,dimana pengungkit bergerak.
4.       Lever (pengungkit)
Digunakan untuk memudahkan pada saat mengangkat benda.
5.       Force (kekuatan)
Energy yang dibutuhkan untuk melakukan suatu pergerakan.


PRINSIP-PRINSIP BODY MEKANIK
1.       Mengangkat
Karena mengangkat benda termasuk gerakan yang melawan gravitasi , perawat harus menggunakan kelompok otot mayor dari otot paha dan lututlengan atas dan bawah, abdomen dan pelvis unjtuk mencegah terjadinya strainpada tubuh bagian belakang.
2.       Menarik dan mendorong
3.       Pivoting
Pivoting adalah suatu tehnik dimana tubuh melakukan gerakan memutar bukan hanya pada tubuh bagian atas , akan tetapi disertai pula dengan perputaran dari kekaki kearah obyek yang dituju.

KONSEKUENSI BODY MEKANIK YANG BURUK
1.       Jatuh
2.       Cidera belakang
Harber (1985), memberikan daftar penyebab cidera belakang yang paling sering terjadi pada perawat yang bekerja di rumah sakit yaitu :
a.       Mengangkat pasien ke atas tempat tidur (48%)
b.      Membantu pasien turun dari tempat tidur (30%)
c.       Memindahkan bed (27%)
d.      Mengangkat pasien keatas brankat(22%)








3 komentar